ISRA DAN MI’RAJ KE LANGIT DAN SOLAT FARDLU LIMA WAKTU
106. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Ketika malam Isra aku melihat Musa seorang yang kurus,
sedang, seperti orang dari suku Syanu’ah, juga melihat Isa juga sedang,
putih kemerahan bagaikan orang yang baru keluar dari pemandian, dan aku
sangat menyerupai Ibrahim. Kemudian dihidangkan kepadaku dua bejana,
satu berisi susu dan yang kedua berisi khamr, dan diperintahkan supaya
memilih salah satu yang mana yang aku suka, maka aku ambil susu lalu aku
minum, maka diberitahu : Engkau telah mengambil fitrah agama, andaikan
engkau mengambil khamr pasti umatmu akan tersesat. (Bukhari, Muslim).
ISRA DAN MI’RAJ KE LANGIT DAN SHALAT FARDLU LIMA WAKTU
105. Mujahid berkata: Ketika kami di majelis Ibn
Abbas r.a. maka orang-orang menyebut Dajjal, dan dikatakan bahwa
diantara kedua matanya ada tertulis: Kafir.
Ibn Abbas berkata: Aku tidak mendengar keterangan itu, tetapi Nabi
saw. bersabda: Adapun Musa maka seakan-akan aku melihat padanya ketika
turun ke lembah sambil membaca talbiyah (Labbaika Allahumma labbaika). (Bukhari, Muslim).
BAB: ISRA DAN MI’RAJ KE LANGIT DAN SHALAT FARDLU LIMA WAKTU
104. Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Ketika malam Isra aku melihat Nabi Musa seorang yang coklat rupanya,
tinggi dan keriting rambutnya, bagaikan orang dari suku Syanu’ah, aku
juga melihat Isa a.s. orangnya sedang, tidak tinggi dan tidak pendek,
sedang bentuk badannya berkulit putih kemerah-merahan lurus rambutnya.
Aku juga melihat Malaikat Malik penjaga neraka dan Dajjal, dalam
beberapa ayat (bukti kebesaran) Allah yang telah diperlihatkan kepadaku,
karena itu maka jangan ragu, engkau pasti akan bertemu dengan-Nya.
(Bukhari, Muslim).
103. Malik bin Sha’sha’ah r.a. berkata: Nabi saw.
bersabda: Ketika aku di dekat Ka’bah diantara tidur dan jaga, tiba-tiba
aku mendengar suara salah seorang, yaitu yang diantara dua orang, lalu
disediakan bejana emas yang berisi hikmat dan iman, lalu dibelah dari
bawah tenggorokan hingga perutku, kemudian dibasuh dadaku dengan air
zamzam, lalu dipenuhi dengan hikmat dan iman.
Lalu didatangkan untukku binatang yang putih lebih besar dari himar
dan dibawah baghl (turunan kuda jantan dengan keledai betina) bernama
buraq. Lalu berangkat bersama Jibril hingga sampai ke langit dunia, dan
ketika ditanya: Siapakah itu? Jawabnya: Jibril. Ditanya: Bersama
siapa? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah dipanggil? Dijawab: Ya.
Maka disambut selamat datang, maka aku bertemu dengan Adam a.s. dan
memberi salam, dan menyambutku dengan Selamat datang putraku dan nabi.
Kemudian kami naik ke langit kedua, dan ditanya: Siapakah itu?
Jawabnya: Jibril. Ditanya: Siapa yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad.
Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Lalu disambut: Selamat
datang, dan di sana kami bertemu dengan Isa dan Yahya a.s. Keduanya
menyambut: Selamat datang saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke langit ketiga, lalu ditanya: Siapakah itu?
Jawab: Jibril. Ditanya: Dan siapa yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad.
Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut dengan selamat
datang, dan di situ bertemu dengan Yusuf a.s. dan setelah memberi salam
padanya ia menyambut: Selamat datang Saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke langit keempat, dan ditanya: Siapakah itu?
Jawab: Jibril. Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut
dengan selamat datang, dan di situ bertemu dengan Idris s.a. Sesudah
aku beri salam, ia menyambut: Selamat datang saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke langit kelima, dan ditanya: Siapakah itu?
Jawabnya: Jibril. Dan ditanya: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya:
Muhammad. Ditanya pula: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut:
Selamat datang. Di situ kami bertemu dengan Harun a,s, maka aku
memberi salam, dan ia menyambut: Selamat datang saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke langit keenam, juga ditanya: Siapakah itu?
Jawab: Jibril. Lalu ditanya: Dan siapa yang bersamamu? Dijawab:
Muhammad. Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut:
Selamat datang, ia menyambut dengan ucapan: Selamat datang saudara
sebagai nabi. Dan ketika kami meninggalkannya ia menangis dan ketika
ditanya: Mengapakah ia menangis? Jawabnya: Ya Rabbi itu pemuda yang
Tuhan utus sesudahku, akan masuk surga dari umatnya lebih banyak dari
umatku.
Kemudian naik ke langit ketujuh, maka ditanya: Siapakah itu? Jawab:
Jibril. Ditanya: Siapa yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya:
Apakah ia dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut: Selamat datang. Dan
di situ kami bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s. Sesudah aku memberi
salam, maka ia sambut dengan: Selamat datang putraku sebagai nabi.
Kemudian tampak kepadaku Al-Bait Al-Ma’mur, tiap hari dimasuki oleh
tujuh puluh ribu Malaikat untuk shalat, jika telah keluar tidak akan
masuk lagi untuk selamanya.
Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha, buahnya bagaikan
gentong (tempat air) Hajar, sedang daunnya bagaikan telinga gajah dan di
bawahnya terdapat sumber empat sungai, dua ke dalam dan dua ke luar.
Aku bertanya kepada Jibril, jawabnya: Yang dalam itu di surga, sedang
yang keluar itu yaitu sungai Nil dan Furat.
Kemudian diwajibkan atasku limapuluh kali shalat. Lalu aku turun dan
bertemu dengan Musa, lalu ia bertanya: Apakah yang engkau dapat?
Jawabku: Diwajibkan atasku lima puluh kali shalat. Musa berkata: aku
lebih berpengalaman daripadamu, aku telah bersusah payah melatih Bani
Israil, dan umatmu tidak akan kuat, karena itu engkau kembali kepada
Tuhan minta keringanan, maka aku kembali minta keringanan, dan
diringankan sepuluh hingga tinggal empat puluh, kemudian dikurangi lagi
sepuluh sehingga tinggal tiga puluh, kemudian diringankan lagi sepuluh
sehingga tinggal dua puluh, kemudian diringankan lagi sepuluh sehingga
tinggal sepuluh, dan aku kembali kepada Musa, tetapi ia tetap
menganjurkan supaya minta keringanan, maka aku minta keringanan dan
dijadikan-Nya lima kali.
Maka aku bertemu dengan Musa dan menyatakan bahwa kini telah tinggal
lima, maka ia tetap menganjurkan supaya minta keringanan, tetapi aku
jawab: Aku telah menerima dengan baik. Maka terdengar seruan: Aku telah
menetapkan kewajiban-Ku, dan meringankan pada hamba hamba Ku, dan akan
membalas tiap kebaikan dengan sepuluh kalinya. (Bukhari, Muslim).
BAB: ISRA DAN MI’RAJ KE LANGIT DAN SHALAT FARDLU LIMA WAKTU
102. Abu Dzar r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Pada suatu malam terbuka atap rumahku di Makkah, lalu turun
Jibril, dan membelah dadaku, kemudian membasuhnya dengan air zamzam,
kemudian ia membawa bejana emas yang berisi hikmat dan iman lalu
dituangkan ke dalam dadaku, lalu ditutup kembali.
Kemudian ia membimbing tanganku dan menaikkan aku ke langit dunia,
dan ketika sampai di langit, Jibril berkata kepada penjaganya: Bukalah.
Lalu ditanya: Siapakah itu? Jawabnya: Jibril. Lalu ditanya: Apakah
engkau bersama orang lain? Jawabnya: Ya, bersamaku Muhammad saw.
Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnya : Ya.
Ketika telah dibuka, kami naik ke langit dunia, tiba-tiba bertemu
dengan orang yang duduk, sedang di kanan dan kirinya tampak sekumpulan
orang, bila ia melihat ke kanan tertawa, tetapi bila melihat ke kiri
menangis, maka ia menyambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang saleh
dan putra yang saleh.
Aku bertanya kepada Jibril: Siapakah itu? Jawabnya: itu Adam a.s.,
sedang sekumpulan orang yang di kanan kirinya adalah anak cucunya, yang
di kanan ahli surga dan yang di krinya ahli neraka, karena itu ia
tertawa bila melihat ke kanan, dan menangis bila melihat ke kirinya.
Kemudian dinaikkan ke langit ke dua, dan minta buka pada penjaganya,
juga dikatakan oleh penjaganya sebagaimana langit pertama, lalu dibuka.
Anas r.a. berkata: Maka menyebut bahwa di langit-langit itu telah
bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, Ibrahim a.s. tetapi tidak
dijelaskan tempat masing-masing, hanya menyebut bahwa Adam di langit
pertama dan Ibrahim di langit ke enam.
Anas r.a. berkata: Ketika Jibril bersama Nabi Muhammad saw.
berjumpa dengan nabi Idris maka disambut: Marhaban (Selamat datang) nabi
yang saleh dan saudara yang saleh. Lalu aku tanya: Siapakah ini?
Jawabnya: Ini Idris. Kemudian melalui Nabi Musa juga disambut: Marhaban
nabi yang saleh, dan aku bertanya: Siapakah ini? Jawab Jibril: Itu
Musa. Lalu melalui Isa, juga menyambut: selamat datang nabi yang saleh
dan saudara yang saleh. Ketika aku tanya: Siapakah itu? Jawab Jibril:
Itu Isa a.s. Kemudian melalui Ibrahim, juga menyambut: Selamat datang
nabi yang saleh dan putra yang saleh. Lalu aku bertanya: Siapakah itu?
Jawab Jibril: Itu Ibrahim a.s.
Kemudian aku dibawa naik sehingga ke atas mustawa, dimana aku mendengar suara kalam yang tercatat di
lauh mahfuzh.
Maka Allah mewajibkan atas umatku lima puluh kali shalat. Lalu aku
kembali membawa perintah kewajiban itu sehingga melalui Musa, maka ia
bertanya: Apakah yang diwajibkan Tuhan atas umatmu? Jawabku: Lima puluh
kali shalat. Langsung ia berkata: Kembalilah kepada Tuhan untuk minta
keringanan, sebab umatmu takkan kuat melakukan itu. Maka aku kembali
kepada Tuhan minta keringanan dan diringankan setengahnya.
Tetapi Musa tetap berkata: Mintalah keringanan karena umatmu tidak
akan kuat, maka kembali aku minta keringanan kepada Tuhan dan mendapat
keringanan setengahnya. Tetapi Musa tetap menganjurkan supaya minta
keringanan karena umatmu tidak akan kuat melakukan itu, maka kembalilah
aku minta keringanan kepada Tuhan, sehingga Allah berfirman: Itu hanya
lima kali dan nilainya sama dengan lima puluh, tidak akan berubah lagi
putusanku. Maka aku kembali kepada Musa dan Musa tetap menganjurkan
supaya minta keringanan, tetapi aku jawab bahwa aku malu kepada Tuhan.
Kemudian aku dibawa ke
sidratul muntaha yang diliputi oleh berbagai warna sehingga aku tidak mengerti apakah itu.
Kemudian aku dimasukkan ke surga, yang kubah-kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya kasturi (
misk). (Bukhari, Muslim).